
Sudah lama saya ingin ikut serta acara jalan-jalan tahunan Float2Nature yang diadakan oleh band indie Float. Selain memang Floaters setia, saya juga sangat tertarik dengan tempat wisata tujuan yang menjadi pilihan Float2Nature. Setelah 3 kali melewatkan, akhirnya saya berkesempatan untuk mengikuti Float2Nature yang diadakan di Teluk Kiluan, Lampung.
Memang tempat yang bagus tidak pernah mudah dicapai. Perjalanan dimulai dengan 12 jam perjalanan bus ke Bandar Lampung. Teluk Kiluan berjarak sekitar 80 km dari kota Bandar Lampung dengan perjalanan mobil sekitar 3-4 jam. Kondisi jalan di beberapa ruas masih berbatu, berkelok dan berbukit (sensasi off-road!) jadi jangan lupa untuk membawa obat anti mabuk bagi yang tidak tahan perjalanan darat.

Setelah perjalanan panjang, akhirnya sampailah rombongan di Teluk Kiluan. Rombongan disambut dengan langit cerah, pasir putih, air biru bening dan jukung (kapal kecil) yang berwarna-warni. Membuat semua kelelahan selama perjalanan hilang begitu saja. Dari kejauhan terlihat pantai yang dipenuhi dengan bintik-bintik kuning. Setelah menyebrang dari desa Kiluan ke Pulau Kelapa (atau Pulau Kiluan) tempat acara berlangsung dengan jukung, rombongan menuju tenda yang sudah dibagikan per kelompok. Ternyata bintik-bintik kuning itu adalah tenda untuk para peserta.
Acara dilanjutkan dengan kegiatan bebas. Kebanyakan memilih untuk langsung menceburkan diri di laut yang bening tanpa karang dan penuh ikan kecil sehingga terasa seperti berenang di kolam renang. Sebagian lainnya memilih untuk berjalan-jalan mengitari teluk. Menjelang sore panitia mengajak untuk melihat sunset dari bagian teluk lainnya dan harus dicapai dengan jukung.
Setelah makan malam acara puncak akhirnya dimulai! Susananya sangat romantis dengan lampu-lampu temaram, panggung di tepi pantai serta deburan ombak yang sayup-sayup terdengar. Tidak hanya Float yang hadir untuk menghibur para peserta tapi juga ada Payung Teduh dan Banda Neira. Semua peserta dengan antusias ikut menyanyikan lagu-lagu yang dimainkan oleh ketiga band tersebut. Benar-benar malam yang magis!

Dini hari pulau sudah disibukan dengan para peserta yang bersiap untuk mengunjungi Laguna atau melihat lumba-lumba yang merupakan atraksi wisata utama di Teluk Kiluan. Saya sendiri memilih untuk melihat lumba-lumba liar di laut lepas dengan menaiki jukung selama 15-20 menit (tarif sewa Rp. 150,000 – Rp. 250,000). Sayangnya, karena terlalu banyak jukung yang datang pada waktu bersamaan, tidak banyak lumba-lumba yang menampilkan dirinya di permukaan laut.
Such a memorable short weekend getaway!
Kalau kamu tertarik untuk mengunjungi Teluk Kiluan sebaiknya merencanakan perjalanan pada musim kemarau (April – September) karena pada musim hujan ombak lebih besar dan jalanan yang kurang memadai dapat membahayakan. Oh ya, kamu dapat tinggal di Homestay sederhana dengan tarif Rp. 150,000/malam yang dapat ditempati 4-5 orang.
(kanya)