Coffee Spot kluyuran kali ini adalah Coffee War, sebuah kafe di bilangan Kemang yang sudah menjadi spot favorit saya sejak jaman SMA. Tempat keren ini sudah berdiri dari tahun 2009. Walaupun tidak terlalu luas dengan kapasitas tempat duduknya maksimal 30 orang, Coffee War hampir selalu dipenuhi para pecinta minuman kopi tubruk.
Kedai kopi ini dikelola oleh Sumule bersaudara, Derby dan Yogi, yang hanya menyajikan kopi arabika asli Indonesia dari daerah Mandeling, Jawa, Toraja, dan Timor. Bagi pecinta kopi Arabika kafe ini adalah tempat nongkrong yang cocok.
Coffee War juga tidak menyediakan alat espresso yang canggih seperti kedai kopi moden lainnya melainkan tiga alat penyeduh kopi tubruk yakni moka pot, french press, dan ibrik. Menurut mereka rasa kopi yang diseduh langsung akan sangat berbeda tekstur aroma dan rasa dari kopi tersebut. Sedikit spoiler, kopi yang diseduh dengan moka pot dan french press akan sangat berbeda aroma dari kopi tersebut. French Press akan lebih harum dari moka pot yang menghasilkan kopi pekat dengan aroma minimal.
Konsep Coffee War lebih kepada dapur daripada coffee shop. Selain unik konsep ini dimaksudkan agar pengunjung merasa di rumah sendiri. Jangan khawatir, cafe ini tidak punya dress code dan jam buka yang teratur. Buka dari jam 10 pagi dan tutup jam dua dini hari atau bisa juga menjelang pagi. Sang tuan rumah tidak berkeberatan kalau tamunya berlama-lama di sini.
Uniknya lagi Coffee War memiliki sound system lengkap dan selalu bersedia menjadi ajang band Indie unjuk kebolehan. Beberapa band Indie yang pernah tampil di sini adalah Float, Payung Teduh, Pandai Besi dan masih banyak yang lainnya sebelum mereka terkenal. Kalau kamu tertarik untuk manggung di sini bisa langsung datang ke tempat atau via akun twitter Coffee War.
Terakhir, ada tips minum kopi nikmat ala Coffee War. Menurut Derby menikmati kopi yang sebenar-benarnya itu tidaklah mahal. Beli Biji atau bubuk kopi dari para roaster. Bagi yang tidak punya mesin grinder, mesin blender bisa dimanfaatkan untuk menggiling kopi (bagian kecil untuk menghaluskan bumbu). Didihkan air, tuang setelah suhunya 90 derajat, tunggu beberapa menit, dan nikmati kopi tubruk tanpa gula untuk merasakan sensasi minum kopi yang sebenarnya.
Akhir kata, sesempurna apapun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.
—
Coffee War
Jl. Kemang Timur Raya No. 15A
9 AM – 1 AM
021 7198481